Rabu, 22 Februari 2012
Ditemukan Satwa Mirip Kijang Gunung
Jakarta, Kompas – Tim Pelestarian Harimau Sumatera dari Balai Taman Nasional Kerinci Seblat serta Fauna dan Flora International Program Indonesia, Jumat (10/10), mengumumkan temuan satwa yang hampir 100 persen dipastikan sebagai kijang gunung (Muntiacus montanus). Tahun 1914, keberadaan kijang gunung dideskripsikan peneliti asing berada di pegunungan Sumatera bagian barat.
Secara umum, warna kijang gunung lebih gelap dan ukuran badannya lebih kecil dari kijang muntjak (Muntiacus muntjak), yang ditemukan di Sumatera,
Bangka, dan Malaysia. ”Kami meminta agar ditindaklanjuti identifikasinya,” kata Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Darori di Jakarta, Jumat kemarin.
Pengumuman atas temuan yang sempat dipotret tahun 2002 itu dipublikasikan di sela-sela Kongres Konservasi Sedunia di Barcelona, Spanyol, kemarin.
Secara ilmiah perlu kajian mendalam bahwa satwa yang diselamatkan dari jerat pemburu (pada ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut per dpl) itu benar-benar kijang gunung, bukan anak jenis kijang muntjak. Ahli taksonomi mamalia, khususnya rusa, belum berani memastikannya.
Pasalnya, dua spesimen yang dimiliki Museum Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1930 tercatat sebagai subspesies kijang muntjak (Muntiacus muntjak montanus). Itu pun berupa kulitnya, bukan tengkorak.
Sementara itu, spesimen kulit dan tengkorak kijang gunung temuan Robinson dan Kloss (29 April 1914), yang disimpan di Museum Raffles, Singapura, dilaporkan hilang. Dengan kata lain, bukti spesimen jenis kijang gunung hanya ada di buku-buku catatan taksonomi. ”Secara ilmiah, keyakinannya di atas 70 persen karena spesimen penting, kulit dan tengkorak tidak ada,” kata taksonom rusa LIPI, Gono Semiadi.
Namun, ada data penguat jenis yang ditemukan merupakan kijang gunung, di antaranya lokasi temuan, sekitar 15 kilometer dari lokasi penemuan tengkorak dan kulit kijang gunung tahun 1914.
Menurut Perwakilan FFI di Indonesia, J Sugardjito, temuan tersebut disambut baik para pemerhati satwa langka di dunia. Sudah didaftarkan pula pada Badan Konservasi Dunia (IUCN).
”Kijang gunung itu sudah masuk daftar merah IUCN dalam kategori jenis yang datanya tidak lengkap,” kata dia. (GSA)
Sumber : Kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!