Dari Masyarakat Asli, hingga Masyarakat Perantau
DUSUN
Empih yang berada di pinggir Sungai Batang Bungkal, Desa Sumur Anyir,
tampak ramai. Selain dari umbul-umbul yang berwarna-warni dipasang
setiap rumah warga, juga terlihat dua buah kain yang berukuran besar
didirikan di atas bambu.
Kenduri
Sko atau upacara kebudayaan masyarakat Kerinci, memiliki daya tarik
tersendiri dalam menunjang peningkatan pariwisata di Kabupaten Kerinci
dan Kota Sungaipenuh. Namun, sayangnya perhelatan sakral ini kurang
mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah dalam meningkatkan
kunjungan wisata.
Kramentang,
istilah masyarakat adat Kerinci menyebutnya. Kramentang itu didirikan
bertujuan sebagai sebuah undangan terbuka, dimana, undangan itu
ditujukan kepada masyarakat yang memiliki hubungan tali darah.
Menariknya, untuk mendirikan Kramentang ini tidaklah semudah apa yang
dibayangkan.
Dalam
mendirikannya, Kramentang yang berasal dari Datuk Singapi, Dusun Empih,
dan Dusun Tengah Desa Koto Lolo juga harus melalui proses sakral.
Sebelum
menaiki rumah gedang, di bawah rumah tersebut terlihat masyarakat
setempat sedang memperagakan pencak silat yang diiringi oleh gong dan
beberapa peralatan lainnya. Bahkan, di dalam sebuah mangkok terlihat
bara api yang dicampuri kemenyan.
“Tadi
pagi, acara kita minta ajun arah dengan para depati yang memiliki
hubungan darah dengan Dusun Empih ini. Lebih kurang 5.000 orang hadir
dalam acara ini,” ujar Ketua Panitia Kenduri Sko, Datuk Hasnul Basri,
kemarin (19/6).
“Kalau dana untuk menggelar Kenduri Sko ini murni dari swadaya masyarakat,” sambungnya, lagi.
Menurutnya,
sebelum daerahnya menggelar Kenduri Sko, terlebih dahulu haruslah
dilewati dengan meminta ajun arah (izin dan pengarahan) kepada Menteri
Berempat yang terdiri dari Dt Cipati, Bujang Paniang (Koto Bento),
Singapi Dusun Empih dan Patih dari Rawang. Kemudian, Depati Dua Neneg
yang terdiri dari Depati Mudi, Depati Singolago. “Para depati inilah
yang memberikan ajun arah kepada kami,” ujarnya,
sebelum
diberikan ajun arah oleh para Depati tersebut, prosesnya terlebih
dimulai dari anak jantan menyampaikan kepada ninik mamak, kemudian ninik
mamak menyampaikan kepada permenti orang berempat. Setelah itu,
permenti orang berempat menyampaikan izin kepada depati dua nenek.
Dalam
Kenduri Sko yang baru bisa digelar setelah 20 tahun ini sejak tahun
1991 ini, selain membersihkan benda-benda pusaka. Juga akan mengangkat
36 orang yang bergelar Datuk Singarapi Suloh dan Sgapai Koak. Serta akan
mengangkat lima orang depati yang bergelar Depati Simpan Negeri dan
Depati Nyato Negaro.
“Acara Kenduri Sko ini, selain memandikan benda pusaka, juga mengangkat para datuk dan depati,” ujarnya
Dalam
upacara Kenduri Sko, merupakan upacara puncak kebudayaan masyarakat
Kerinci. Kata dia, perhelatan tradisional masyarakat Dusun Empih
tersebut, tidak hanya diikuti oleh masyarakat Dusun Empih yang
berdomisili di daerahnya. Menurutnya, perhelatan ini juga akan dihadiri
oleh masyarakat yang berada diperantauan. “Warga perantau hadir dan juga
ikut menyaksikan Kenduri Sko ini,” ujarnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!