Minggu, 05 Februari 2012
Galeri Sejarah Kerinci
Rencana Malaysia membangun Museum Sejarah Kerinci di Kampong Kerinchi, Kuala Lumpur, telah menyentak pihak-pihak di Indonesia, termasuk media massa. Mereka menyatakan keprihatinan bahwa budaya dan benda-benda bersejarah milik masyarakat Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, akan berpindah ke Malaysia. Mereka juga kuatir bahwa peradaban Kerinci yang juga merupakan budaya asli Melayu, nantinya akan diklaim sebagai milik Malaysia.
Terdapat laporan dari pihak-pihak tertentu bahwa oknum-oknum dari Kabupaten Kerinci sedang berupaya membawa benda-benda bersejarah tersebut, termasuk naskah-naskah Kuno ke Malaysia untuk dipamerkan. Ada tuduhan sebagian benda-benda yang disebut “pusako” tersebut akan dijual. Tak lepas Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia juga bak kebakaran jenggot dan meminta Gubernur Jambi dan Bupati Kabupaten Kerinci untuk menjelaskan permasalahan mengapa akan ada Museum Kerinci di Malaysia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, khususnya Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya, segera bertindak cepat dengan memanggil Bupati Kerinci dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci untuk menjelaskannya. Pemanggilan dilakukan mengingat keduanya sedang berada di Malaysia, tepatnya di Negeri Melaka dalam rangka menghadiri Festival Gendang Nusantara. Dari penjelasan disampaikan bahwa mereka mengaku tidak ada niat sama sekali untuk meminjamkan atau menjual barang-barang yang dianggap “pusako” di Kerinci. Rencana pendirian Museum hanya untuk memenuhi permintaan orang-orang Kerinci yang ada di Malaysia. Isi museum nantinya adalah baju daerah, alat-alat pertanian, alat penangkap ikan dan belut, hasil kerajinan penduduk setempat, foto-foto pariwisata Kerinci dan barang-barang yang mudah ditemui dan dibeli di pasaran. Mereka sadar bahwa hal yang salah apabila membawa barang-barang bersejarah dari Indonesia ke luar negeri. Ditambahkan bahwa nantinya namanya bukan lagi museum, tetapi Galeri Sejarah Kerinci. Ditekankan bahwa permintaan adanya galeri tersebut berasal dari masyarakat asal Kerinci sendiri untuk mengenang daerah asal orangtua, kakek dan nenek moyangnya agar mereka tidak melupakannya.
Akhirnya pada hari Senin, tanggal 18 April 2011, sekitar pukul 11.30, Galeri Sejarah Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Sri Pantai, Kampong Kerinchi, Kuala Lumpur, Malaysia, dan bukan lagi Galeri Sejarah Kerinci ataupun Museum Kerinci, diresmikan oleh Kepala Museum Negara Malaysia, Dato Ibrahim Bin Ismail. Turut hadir dalam peresmian tersebut Bupati Kabupaten Kerinci, Murasman, Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI KL, Suryana Sastradiredja, SLO Polisi KBRI KL Benny Iskandar, dua anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Indonesia dari daerah Jambi dan Sumatera Utara dan undangan lainnya dari Kabupaten Kerinci dan Malaysia, termasuk para wartawan dari Kantor Berita Antara, Tempo, Tribun Indonesia dan Kompas serta wartawan Malaysia.
Sebelum acara peresmian, rombongan disambut tarian-tarian dari anak-anak SMK dan lambaian bendera merah putih dan bendera Malaysia. Sedangkan dalam pertunjukkan di panggung dipentaskan tarian dari pihak SMK Sri Pantai dan Tim Kesenian Kabupaten Kerinci, Jambi. Pada kesempatan meninjau isi galeri, terdapat poster-poster yang menunjukkan sejarah kontribusi dari masyarakat asal Kerinci, Jambi, dalam pembangunan kota Kuala Lumpur; sejarah dan foto-foto dari Abdullah Hukum yang asal Kerinci, beserta keluarga dan silsilah keluarganya hingga keturunan ke-5, foto-foto gedung, stasiun atau tempat-tempat yang menggunakan nama Abdullah Hukum. Dalam galeri terdapat juga beberapa pajangan berupa foto-foto Kabupaten Kerinci dan obyek wisatanya, foto Bupati dan keluarganya; barang-barang yang digunakan di Kerinci seperti parang panjang dan pendek, alat penangkap belut, hasil kerajinan dari kayu dan rotan serta sepasang baju adat yang dipasangkan pada boneka laki-laki dan perempuan.
Dalam pesan-pesannya, baik pihak Malaysia maupun Indonesia menyampaikan inti dari adanya Galeri tersebut adalah: (i) mengingatkan tentang sejarah terbentuknya Kampung Kerinchi dan kontribusi orang-orang asal Kerinci, Sumatera, khususnya sumbangsih Abdullah Hukum yang berjasa besar ikut membangun kota Kuala Lumpur; (ii) sebagai bahan pengetahuan dan rujukan bagi penduduk Kampong Kerinchi, pelajar SMK Sri Pantai dan para pendidik mengenai sejarah pembentukan SMK Kampong Kerinchi: (iii) guna melestarikan adat dan budaya dari Kerinci serta mengekalkan hubungan bersaudara antara Malaysia dengan Indonesia; (iv) merupakan ajang promosi untuk mengunjungi Kabupaten Kerinci.
Terlepas apakah memang ada niat atau tidak dari oknum untuk membawa, meminjamkan atau menjual barang-barang pusako Kerinci kepada pihak Malaysia, Suryana Sastradiredja sebagai Koordinator Pensosbud KBRI KL telah mengingatkan agar pihak Kabupaten Kerinci tidak bermain-main dengan barang-barang peninggalan sejarah dan hal peristiwa ini juga dapat menjadi pelajaran bagi daerah-daerah lain untuk tetap dapat menjaga barang-barang peninggalan dan barang-barang “pusako” yang sangat berharga untuk masa depan anak-cucu (SS).
Sumber : KBRI Kuala Lumpur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!