HBA menjelaskan bagaimana ide dan gagasan Jambi EMAS (Ekonomi Maju, Aman, dan Sejahtera) ini muncul dan menjadi visi kepemimpinannya selama lima tahun ke depan. Menurutnya, gagasan itu muncul ketika dia mengunjungi pelosok-pelosok desa di Provinsi Jambi. Saat itu, mendengar keluhan dari
masyarakat lewat bertanya dan diskusi. Dari sana bisa diketahui kebutuhan masyarakat. “Daerah Jangkat (Sarolangun), ada warga yang berkata begini; Pak Hasan, dak usah pikirkan beras, kayu manis. Itu semua kami punya. Yang kami butuh di sini adalah jalan dan listrik. Itu kalimat masyarakat yang saya catat,” ujarnya.
“Ketika
saya ke Kerinci, ternyata mereka juga ingin jalan dan listrik. Tanjung
Jabung Timur, juga jalan dan listrik. Akhirnya saya berpikir bagaimana
cita-cita rakyat sejahtera terwujud. Utamanya untuk pembangunan jalan.
Itulah tercipta visi Jambi EMAS,” jelasnya.
Bagaimana
implementasi Jambi EMAS itu? HBA didampingi Sekda Syahrasadin
menjelaskan dia sudah menyusun kebijakan dan melakukan koordinasi
dengan dinas terkait untuk mewujudkan visi tersebut. “Kita menyusun
kebijakan terutama di Dispenda agar mampu meningkatkn PAD. Untuk
mendorong pembangunan kita lakukan reorganisasi dan reposisi SKPD.
Mencocokkan SDM dengan status dan posisi yg diduduki,” ujarnya.
Pengalamannya
ketika menjadi Sekda Kota Jambi menjadi modal untuk memastikan bahwa
SDM di SKPD benar-benar orang yang tepat dan berkemampuan. Sehingga,
visi Jambi EMAS terwujud dengan baik. “Saya menyelami laporan dari
setiap SKPD secara akurat. Saya cek langsung ke lapangan untuk
memastikan bahwa laporan kerja dari SKPD memang benar atau bohong. Kalau
bohong, tentu SKPD itu akan saya beri nilai merah dan pasti akan saya
ganti,” tegasnya.
“Itu sebabnya, ketika saya
jadi gubernur, tidak serta merta kadis diganti. Setelah berjalan empat
bulan, baru saya lakukan rotasi. Itu pun setelah melalui pengamatan.
Karena itu memang, tidak ada like (suka, red) dan dislike (tidak suka).
Semuanya berdasarkan potensi,” imbuhnya.
Untuk
mengawasi kerja SKPD, agar mereka benar-beanr serius menjalankan visi
Jambi EMAS ini, suami Yusniana ini menegaskan, dia punya unit yang
khusus melakukan pengawasan kinerja SKPD. Unit itu, kata dia, akan
melakukan evaluasi dan menyampaikan kepadanya setiap enam bulan sekali.
“Semuanya dari eselon II hingga IV diawasi. Pengawasan dilakukan dengan
poin sendiri. Sistemnya sama seperti UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan). Dan itu bahan masukan buat
gubernur,” katanya.
Keberadaan unit ini,
lanjutnya, guna memastikan agar implementasi visi Jambi EMAS ini terarah
dan terkontrol. “Jika ada yang salah, bisa langsung diluruskan,
disamping memang ada lembaga lain yang melakukan pengawasan seperti
Bappeda,” jelasnya.
Dia mencontohkan ketika
memutuskan tentang pengelolan Angsoduo. Sebelum memutuskan, dia dan SKPD
sudah melakukan pembahasan secara mendalam. Bahkan, tak sedikit mereka
harus berdebat hingga tengah malam untuk merumuskan dan mencari solusi
terbaik.
“Setelah sepakat baru ditetapkan. Jadi,
semua itu bukannya keinginan gubernur. Semuanya berangkat dari kata
kesepakat. Kerja bersama,” katanya.
Mengenai
kondisi jalan, HBA menyebutkan kerusakan jalan sudah terjadi sejak
gubernur sebelumnya. Menurutnya, sebelum menjadi gubernur kerusakan
jalan di Jambi mencapai 70 %. “Ini bukan mengada-ngada. Posisi saya jadi
gubernur, jalan yang bagus hanya 31 persen,” katanya.
Namun
demikian, bukan berarti dia lepas tangan dan menyalahkan gubernur
sebelumnya. Dia mengakui, gubernur sebelumnya sudah berusaha maksimal.
Namun, semua itu terkendala karena anggaran yang minim.
“Makanya kita coba usulkan ke pusat. Dalam hitungan kita, hingga 2015 jalan baik paling tinggi hanya 75 %,” ujarnya.
Berdasarkan
persentase APBD Provinsi Jambi sejak 2010 yang hanya Rp 1,3 triliun
naik menjadi Rp 1,6 triliun pada 2011, dan pada 2012 ini APBD
ditargetkan mencapai Rp 1,9 triliun. Menurutnya, tiap tahun terjadi
peningkatan APBD senilai Rp 300 miliar. “Itu artinya kita serius untuk
memperbaiki jalan ini. Dan target kita hingga 2015 nanti adalah Rp 2,5
triliun. Saya rasa bisa tercapai,” ujarnya opimis.
Dia
mengaku harus ekstra keras menghadapi berbagai tuntutan masyarakat.
Sebagai pemimpin, tentunya harus merespon keluhan itu dengan arif dan
bijaksana. Namun, dia berharap masyarakat paham bahwa keluhan itu ada
proporsi dan sesuai kewenangan.
Dia
mencontohkan, keluhan warga soal Jalan Lingkar Selatan. Menurutnya,
jalan itu bukan merupakan kewenangannya karena itu jalan nasional dan
dibantu dana Bank Dunia. “Banyak persyaratan yang terkadang merepotkan
kita. Ini yang harus dipahami,” ujarnya.
Jalan ke Jangkat tidak pernah baik. “Lalu kita multiyears-kan. Dan tahun ini dikerjakan.
Kita harapkan 2014 sudah clear. Ini salah satu solusi kita,” imbuhnya.
HBA
juga menyinggung mengenai rencana pembangunan jalan tol. Menurutnya,
jalan tol itu merupakan program nasional. Idenya sudah ada sejak zaman
Presiden Soeharto yakni tol Sumatera. Akhirnya, seluruh gubernur di
Sumatera berkumpul dan membicarakannya dengan menteri BUMN. Ketika itu,
kata HBA, Dahlan Iskan selaku menteri sempat mengatakan, pembangunan
jalan tol tidak menguntungkan secara finansial, tapi menguntungkan
secara ekonomis.
“Akhirnya, rencana ini disepakati,” katanya.
Begitupun
dengan rencana pembangunan Pelabuhan Jabung. Menurutnya, rencana itu
harus didukung penuh oleh semua pihak jika ingin melihat Jambi maju.
“Makanya kita suarakan terus ke pusat. Sebab ini paling bagus ke
Sumatera. Hanya beberapa meter dari pusat laut. Masalah kita ada pada
jalan. Jadi kita suarakan terus,” jelasnya.
Visi
Jambi EMAS juga terimplementasi dalam bentuk program Samisake. Gagasan
Samisake itu, kata dia, berangkat dari keinginan agar semua masyarakat
menikmati “kue” yang ada. Program Samisake juga sudah jelas
peruntukkannya, yakni untuk bedah rumah, sertifikat, jamkes untuk rakyat
miskin, jalan lingkungan. “Untuk tahun 2012, polanya berubah. Yakni
kita serahkan ke bupati/wali kota untuk mengelola dana itu. Tapi kita
membuat juknis. Sehingga pengelolaan dana tidak boleh melenceng dari
buku besar,” pesannya.
HBA ingin betul-betul
pertumbuhan ekonomi, pemberantasan buta aksara, terus meningkat tiap
tahunnya. Lewat Samisake salah satu solusinya.
Di
bidang pendidikan, lanjutnya, HBA punya konsep mengurangi SMA. Ke
depan, yang lebih ditingkatkan adalah SMK. “Saya harap ke depannya kita
punya anak-anak yang berkeahlian khusus. Untuk itu, saya tekankan Disdik
agar optimalkan BLK (Balai Latihan Kerja). Harus difungsikan. Salah
satu program Samisake, yakni anak-anak yang tidak punya keterampilan
dididik lewat BLK,” urainya.
Untuk mewujudkan
itu semua, dia berharap peran SKPD selaku punggawa visi Jambi EMAS mampu
bekerja baik dan penuh keseriusan. Karena itu, secara rutin, tiga bulan
sekali dilakukan rapat konsultasi antara SKPD untuk memastikan visi itu
berjalan lancar. Bupati, wali kota dan seluruh muspida hadir. “Nanti,
saya akan bilang apa-apa yang sudah saya lakukan sehingga terjadi
instropeksi. Tidak terjadi miskomunikasi. Tahun kedua nanti saya akan
undang tokoh masyarakat dan saya minta dikritik. Tolong kritik saya.
Sehingga sasaran pembangunan jangan sampai lari dari relnya,” ujarnya.
Sementara,
Syahrasadin mengatakan, tugas dirinya sebagai penyokong kerja-kerja
gubernur adalah intens melakukan pengawasan terhadap SKPD. Lalu,
mengkoordinir rapat-rapat konsultasi dan mengawasi sejauh mana progam
terlaksana dengan baik. “Nantinya kita akan membentuk tim pengawasan
khusus buat visi Jambi EMAS. Saat ini, tugas saya adalah pengawasan
terhadap semua stakeholder agar tidak terjadi penyimpangan,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!