Sebagian Rumah Masih Terendam
KERINCI–Warga tiga desa, yakni Desa Baru Sungai Tutung, Desa Simpang Empat, dan Desa Sungai Tutung, yang menjadi korban banjir sejak tiga hari lalu, mendesak agar kontraktor ikut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita ratusan warga korban banjir.
Pasalnya, menurut wagra, banjir ini diduga kuat akibat pengerjaan jalan Sungai Tutung menuju desa pungut. Karena drainase disisi jalan tidak dibangun, serta air yang masuk kerumah warga bercampur lumpur dan
pasir material proyek.
“Kalau dulu memang pernah kebanjiran, namun airnya tidak bercampur pasir dan tanah. Namun sejak pembangunan jalan menuju Desa Pungut tahun 2010 lalu, seringkali material dari bukit masuk ke rumah warga. Kami minta kontraktornya bertanggungjawab,” ujar Deka, warga Sungai Tutung, ditemui saat membersihkan rumahnya.
Disamping itu, dia juga mengharapkan agar Dinas Pekerjaan Umum, segara mencarikan solusi, agar material yang terbawa air akibat pembangunan jalan, tidak sampai ke pemukiman warga.
“Pemerintah daerah harus segera melakukan pengedaman, sehingga rumah tidak kebanjiran,” pintanya.
Kepala Desa Baru Sungai Tutung, Jafrial, mengatakan sejak pembangunan jalan baru menuju desa pungut, matereal tanah dan pasir yang terbawa banjir, menyebabkan suluran air di desanya mendangkal, sehingga saat turun hujan air langsung meluap kepemukiman.
“Banjir kemarin saja ada sekitar 300 rumah yang terendam, dan kerugian mencapai ratusan juta, karena banyak barang-barang beharga milik warga tergenang air. Kami sudah berkoordinasi dengan camat, agar masalah ini segera diatasi,” tegasnya.
Ia juga mengaku, hingga Minggu (21/10) sore kemarin, sejumlah rumah warga masih digenangi air dengan ketinggian 5 sampai 10 cm, karena hujan masih terus menguuyur Kerinci, sore hingga malam hari.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kerinci, sudah menurunkan alat berat ke tiga desa tersebut. tujuannya adalah untuk mengerok material pasir dan tanah yang menghambat aliran air.
“Sesuai dengan intruksi Bupati, alat berat saat ini sudah bekerja. Kita berharap dengan adanya pengerukan tersebut, air tidak lagi meluap ke pemukiman warga,” sebut Kadis PU Kerinci, Untung Yasril.
Bupati Kerinci, H Murasman, saat turun meninjau Desa Sungai Tutung, mengharapkan warga yang selama ini menambang pasir di bukit tersebut, untuk menghentikan kegiatannya. Akibat aktvitas penambangan tersebut, juga menyebabkan banyak pasir yang masuk ke saluran sungai.
“Kita juga akan berusaha membangun tembok dam. Dengan demikian, air yang berasal dari perbukitan, bisa dialirkan ke daerah lain yang lebih aman, dan tidak masuk ke pemukiman,” kata Murasman.
KERINCI–Warga tiga desa, yakni Desa Baru Sungai Tutung, Desa Simpang Empat, dan Desa Sungai Tutung, yang menjadi korban banjir sejak tiga hari lalu, mendesak agar kontraktor ikut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita ratusan warga korban banjir.
Pasalnya, menurut wagra, banjir ini diduga kuat akibat pengerjaan jalan Sungai Tutung menuju desa pungut. Karena drainase disisi jalan tidak dibangun, serta air yang masuk kerumah warga bercampur lumpur dan
pasir material proyek.
“Kalau dulu memang pernah kebanjiran, namun airnya tidak bercampur pasir dan tanah. Namun sejak pembangunan jalan menuju Desa Pungut tahun 2010 lalu, seringkali material dari bukit masuk ke rumah warga. Kami minta kontraktornya bertanggungjawab,” ujar Deka, warga Sungai Tutung, ditemui saat membersihkan rumahnya.
Disamping itu, dia juga mengharapkan agar Dinas Pekerjaan Umum, segara mencarikan solusi, agar material yang terbawa air akibat pembangunan jalan, tidak sampai ke pemukiman warga.
“Pemerintah daerah harus segera melakukan pengedaman, sehingga rumah tidak kebanjiran,” pintanya.
Kepala Desa Baru Sungai Tutung, Jafrial, mengatakan sejak pembangunan jalan baru menuju desa pungut, matereal tanah dan pasir yang terbawa banjir, menyebabkan suluran air di desanya mendangkal, sehingga saat turun hujan air langsung meluap kepemukiman.
“Banjir kemarin saja ada sekitar 300 rumah yang terendam, dan kerugian mencapai ratusan juta, karena banyak barang-barang beharga milik warga tergenang air. Kami sudah berkoordinasi dengan camat, agar masalah ini segera diatasi,” tegasnya.
Ia juga mengaku, hingga Minggu (21/10) sore kemarin, sejumlah rumah warga masih digenangi air dengan ketinggian 5 sampai 10 cm, karena hujan masih terus menguuyur Kerinci, sore hingga malam hari.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kerinci, sudah menurunkan alat berat ke tiga desa tersebut. tujuannya adalah untuk mengerok material pasir dan tanah yang menghambat aliran air.
“Sesuai dengan intruksi Bupati, alat berat saat ini sudah bekerja. Kita berharap dengan adanya pengerukan tersebut, air tidak lagi meluap ke pemukiman warga,” sebut Kadis PU Kerinci, Untung Yasril.
Bupati Kerinci, H Murasman, saat turun meninjau Desa Sungai Tutung, mengharapkan warga yang selama ini menambang pasir di bukit tersebut, untuk menghentikan kegiatannya. Akibat aktvitas penambangan tersebut, juga menyebabkan banyak pasir yang masuk ke saluran sungai.
“Kita juga akan berusaha membangun tembok dam. Dengan demikian, air yang berasal dari perbukitan, bisa dialirkan ke daerah lain yang lebih aman, dan tidak masuk ke pemukiman,” kata Murasman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!