Kamis, 08 Maret 2012

Mengenali Jati Diri Jambi

Oleh Siti Zulaikha*
Manakala menjejakkan kaki di Jambi, jangan mencari identitas atau cirikhas kota ini dari kuliner, bahasa ataupun budayanya karena hampir tak banyak berbeda dengan kota-kota di sekelilingnya.
Jambi bak "melting pot" dari kota Palembang, Pekanbaru dan Padang. Tapi jangan dikira juga Jambi tak memiliki identitas.
Jambi memang jauh dari ingar-bingar publikasi dan promosi diri sebab sesungguhnya kota ini lebih sibuk membangun "inner beauty" daripada pembangunan fisik.

Kalau ada upacara bendera yang dirangkai dengan untaian do’a dan sholawatan, itu mungkin baru ada di lingkungan Pemprov Jambi dan Pemda-Pemda turunannya di provinsi itu.
Bahkan di berbagai forum formal maupun informal nuansa religius selalu dibawa-bawa untuk mengiringi acara. 
Komunitas dan forum-forum pengajian juga tumbuh subur di daerah ini.
Begitulah Jambi, kota yang lebih konsen membangun akhlak dan mental warganya. Hal ini diakui Ketua Lembaga Adat Melayu Jambi Adipati Agung Mangkunegoro Hasip Kalimuddin Syam.
"Adat Jambi itu ikonnya akhlak, budi pekerti  dari agama Islam. Sehingga kalau orang sudah memegang budi pekerti apa yang dikerjakannya akan cepat sampai sasaran," papar Hasip.
Hasip juga berpendapat bahwa adat mengajarkan tentang budaya, sopan santun dan kecerdasan sosial dan itulah sedikit rahasia dari Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dalam kiat mengelola wilayah kekuasaannya.
"Kami secara rutin bersilaturahmi dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari LSM, para pemangku adat dan jajaran Muspida. Semua komponen kami ajak serta untuk bersama-sama menjaga stabilitas sosial politik di Jambi," ujar Hasan Basri.
Karuan saja kalau kehidupan sosial politik di daerah seluas 53.435 kilometer persegi berpenduduk 3.088.618 jiwa ini relatif tenang tak bergejolak.
Sayangnya, ketenangan kehidupan sosial politik di Jambi selengang kota ini dari hiruk-pikuk pembangunan. Pun banyak monumen, bangunan bersejarah dan obyek wisata yang kurang terawat.
Minim promosi
Jambi seperti minim identitas dan cirikhas  padahal kota ini sejatinya memiliki banyak potensi yang bisa menjadi ikon, namun sayang tidak dirawat dan dikemas dengan layak juga tak ada promosi yang berarti.
Malah yang terjadi, Jambi banyak mengadopsi `identitas¿ kota lain. Seperti hal nya di Jakarta, di Jambi ada kawasan yang dinamai Ancol.
Ancol yang dimaksud adalah  tepi dermaga Tango Rajo, atau turap Batanghari atau turap sungai Tembesi di Sarolangun.
Bila pergi ke sana, masyakarat menyebutnya pergi ke Ancol, suatu nama yang sangat lekat dengan Jakarta.
Tapi ketika mereka yang tengah bertamasya di kawasan Ancol beberapa diantaranya menginginkan tepian sungai Batang Hari itu dapat disulap seperti Sungai Musi yang memiliki Jembatan Ampera, restoran terapung dan speedboat, sesuatu yang menjadi cirikhas Palembang.
Di Kota Jambi juga memiliki monumen yang menyerupai monumen nasional atau Monas di Jakarta. Tugu Monas versi mini yang terletak di persimpangan kantor Wali Kota Jambi ini dipadukan dengan Angso Duo yang merupakan identitas tradisonal Jambi sesungguhnya.
Dengan dihiasi beberapa buah jam berukuran besar tapi sering terlihat  tidak aktif.
Kala malam tugu ini menjadi tempat nongkrong anak-anak muda seraya pesta kebut-kebutan liar. Monumen yang belum mampu membuat tempatnya berdiri menjadi kebanggaan.
Sebenarnya banyak identitas asli Jambi yang bisa dikemas dan lantas dikreasikan menjadi simbol-simbol kota. Kita mulai dari kabupaten paling barat Provinsi Jambi yaitu Kerinci.
Di sana  terdapat satu buah monumen yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi, yaitu monumen Gempa Bumi tahun 1995 di desa Kota Iman Kecamatan Danau Kerinci.
Monumen Masjid yang terbentuk akibat bencana alam tersebut sayangnya juga tidak mampu membawa berkah bagi warga sekitar dan Kabupaten Kerinci khususnya. Apalagi untuk menjadi daya tarik wisata Kabupaten Kerinci.
Di sebelahnya, pemerintah Kota Sungaipenuh memiliki sebuah tugu perjuangan di jantung ibukota Sungaipenuh.
Namun sama sekali belum pernah dikemas dengan selayaknya, sehingga tidak bisa menjadi nilai tambah untuk menarik minat wisatawan untuk datang mengunjunginya.
Kabupaten Merangin juga memiliki ikon yang tidak kalah dari kabupaten lainnya di Provinsi Jambi.  Jam Gento, memiliki lokasi yang strategis di kawasan Pasar Atas Kota Bangko namun kondisinya juga mengesankan tidak terawat dengan tidak aktifnya jam tersebut.
Bergeser ke Kabupaten Sarolangun, di jantung kota ini terbentang jembatan unik yang biasa disebut Jembatan Beatrix dengan arsitektur Eropa.
Meskipun juga tidak banyak dikenal dan belum mampu menjadi ikon kenamaan, tapi cukup memberi arti bagi warga yang tinggal di wilayah sekitar. Disamping mampu menjadi pendongkrak ekonomi warga, jembatan yang kini tidak lagi menjadi jalur lalu lintas utama ini masih menjadi pilihan lokasi wisata di sore hari bagi warga.
Jika kesemua monumen dan bangunan itu belum mampu diangkat sebagai identitas Jambi, provinsi ini bisa menampilkan Candi Muaro Jambi sebagai andalan. Sebuah situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia sejak tahun 2009. Ini merupakan kompleks candi terbesar yang paling terawat di pulau Sumatera.
Candi yang diperkirakan berasal dari abad ke-11 M ini kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Lokasi percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.
Sedangkan dari segi kuliner Jambi diramaikan oleh pempek, makanan yang sangat identik dengan kota Palembang.
Celakanya, pempek yang bukan `Jambi¿ ini mampu menutup pesona kuliner khas Jambi lainnya. Padahal Jambi sebenarnya memiliki kuliner khasnya seperti Kue Pia Special Aroma Sari dalam berbagai rasa, Lempok Durian (sejenis dodol), Dodol Pisang, Nenas Selai Goreng dan Rambutan Goreng yang semuanya dibungkus unik dengan bahan tikar pandan warna-warni, serta dodol kentang Kerinci.
Atau kalaupun mau sedikit yang lebih diproduksi masif sebut saja kopi pahit AAA dan teh Kajoe Aro. Untuk kopi AAA & teh kajoe aro sepertinya secara perlahan mulai dijadikan alternatif pilihan oleh-oleh untuk mewakili pengalaman pernah benar-benar berada di Jambi.
Posisi Jambi yang berada di tengah, diapit oleh dua provinsi yang sudah maju yaitu Sumatera Selatan dan Riau mengharuskan provinsi ini berlari cepat mengejar ketertinggalan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sewaktu melakukan kunjungan kerja ke Jambi belum lama ini mengamanatkan agar Jambi pandai menjadi mata rantai barokah bagi dua kota yang mengapitnya.
"Jambi memiliki potensi besar menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dinamika dan perkembangan Jambi baik, jadi pintar-pintarlah menjadi mata rantai," pesan presiden.
Presiden juga mengibaratkan Jambi bak sandwich, selapis daging yang dijepit roti tebal. Meski begitu provinsi Jambi tidak boleh tenggelam oleh pesatnya pembangunan kota-kota di sekitarnya.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menyahuti pesan presiden ini dengan mengemukakan visi Jambi Emas (Ekonomi Maju Adil dan Sejahtera) 2015. "Bagi Jambi yang berada di tengah, hanya ada dua pilihan, terjepit atau bangkit," ungkap HBA.
Sementara dalam konteks MP3EI Jambi masuk dalam zona I. Posisi ini lebih menstimulus pemerintah provinsi Jambi untuk membangun berbagai sarana infrastruktur utamanya jalan raya. Ini sejalan dengan opsi yang diberikan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Ada dua pilihan pembangunan terpenting bagi kemajuan ekonomi di Jambi yakni pengerukan sungai Batanghari atau pembangunan jalan di daerah itu," kata Dahlan.
Namun, menurutnya, tidak mungkin kedua pilihan pembangunan itu dilakukan bersamaan karena biayanya sangat tinggi.
"Harus memilih satu pilihan yang benar-benar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi dan masyarakat di Jambi," ujar menteri saat menghadiri acara Hari Pers Nasional di Jambi saat itu.
*Penulis adalah Produser Antara TV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!