Oleh Siti Zulaikha*
Manakala menjejakkan kaki
di Jambi, jangan mencari identitas atau cirikhas kota ini dari kuliner,
bahasa ataupun budayanya karena hampir tak banyak berbeda dengan
kota-kota di sekelilingnya.
Jambi bak "melting pot" dari kota Palembang, Pekanbaru dan Padang. Tapi jangan dikira juga Jambi tak memiliki identitas.
Jambi
memang jauh dari ingar-bingar publikasi dan promosi diri sebab
sesungguhnya kota ini lebih sibuk membangun "inner beauty" daripada
pembangunan fisik.
Kalau ada upacara bendera yang dirangkai dengan
untaian do’a dan sholawatan, itu mungkin baru ada di lingkungan Pemprov
Jambi dan Pemda-Pemda turunannya di provinsi itu.
Bahkan di berbagai forum formal maupun informal nuansa religius selalu dibawa-bawa untuk mengiringi acara.
Komunitas dan forum-forum pengajian juga tumbuh subur di daerah ini.
Begitulah
Jambi, kota yang lebih konsen membangun akhlak dan mental warganya. Hal
ini diakui Ketua Lembaga Adat Melayu Jambi Adipati Agung Mangkunegoro
Hasip Kalimuddin Syam.
"Adat Jambi itu ikonnya akhlak, budi
pekerti dari agama Islam. Sehingga kalau orang sudah memegang budi
pekerti apa yang dikerjakannya akan cepat sampai sasaran," papar Hasip.
Hasip
juga berpendapat bahwa adat mengajarkan tentang budaya, sopan santun
dan kecerdasan sosial dan itulah sedikit rahasia dari Gubernur Jambi
Hasan Basri Agus dalam kiat mengelola wilayah kekuasaannya.
"Kami
secara rutin bersilaturahmi dengan berbagai elemen masyarakat, mulai
dari LSM, para pemangku adat dan jajaran Muspida. Semua komponen kami
ajak serta untuk bersama-sama menjaga stabilitas sosial politik di
Jambi," ujar Hasan Basri.
Karuan saja kalau kehidupan sosial
politik di daerah seluas 53.435 kilometer persegi berpenduduk 3.088.618
jiwa ini relatif tenang tak bergejolak.
Sayangnya, ketenangan
kehidupan sosial politik di Jambi selengang kota ini dari hiruk-pikuk
pembangunan. Pun banyak monumen, bangunan bersejarah dan obyek wisata
yang kurang terawat.
Minim promosi
Jambi
seperti minim identitas dan cirikhas padahal kota ini sejatinya
memiliki banyak potensi yang bisa menjadi ikon, namun sayang tidak
dirawat dan dikemas dengan layak juga tak ada promosi yang berarti.
Malah
yang terjadi, Jambi banyak mengadopsi `identitas¿ kota lain. Seperti
hal nya di Jakarta, di Jambi ada kawasan yang dinamai Ancol.
Ancol yang dimaksud adalah tepi dermaga Tango Rajo, atau turap Batanghari atau turap sungai Tembesi di Sarolangun.
Bila pergi ke sana, masyakarat menyebutnya pergi ke Ancol, suatu nama yang sangat lekat dengan Jakarta.
Tapi
ketika mereka yang tengah bertamasya di kawasan Ancol beberapa
diantaranya menginginkan tepian sungai Batang Hari itu dapat disulap
seperti Sungai Musi yang memiliki Jembatan Ampera, restoran terapung dan
speedboat, sesuatu yang menjadi cirikhas Palembang.
Di Kota Jambi
juga memiliki monumen yang menyerupai monumen nasional atau Monas di
Jakarta. Tugu Monas versi mini yang terletak di persimpangan kantor Wali
Kota Jambi ini dipadukan dengan Angso Duo yang merupakan identitas
tradisonal Jambi sesungguhnya.
Dengan dihiasi beberapa buah jam berukuran besar tapi sering terlihat tidak aktif.
Kala
malam tugu ini menjadi tempat nongkrong anak-anak muda seraya pesta
kebut-kebutan liar. Monumen yang belum mampu membuat tempatnya berdiri
menjadi kebanggaan.
Sebenarnya banyak identitas asli Jambi yang
bisa dikemas dan lantas dikreasikan menjadi simbol-simbol kota. Kita
mulai dari kabupaten paling barat Provinsi Jambi yaitu Kerinci.
Di
sana terdapat satu buah monumen yang memiliki nilai jual yang sangat
tinggi, yaitu monumen Gempa Bumi tahun 1995 di desa Kota Iman Kecamatan
Danau Kerinci.
Monumen Masjid yang terbentuk akibat bencana alam
tersebut sayangnya juga tidak mampu membawa berkah bagi warga sekitar
dan Kabupaten Kerinci khususnya. Apalagi untuk menjadi daya tarik wisata
Kabupaten Kerinci.
Di sebelahnya, pemerintah Kota Sungaipenuh memiliki sebuah tugu perjuangan di jantung ibukota Sungaipenuh.
Namun
sama sekali belum pernah dikemas dengan selayaknya, sehingga tidak bisa
menjadi nilai tambah untuk menarik minat wisatawan untuk datang
mengunjunginya.
Kabupaten Merangin juga memiliki ikon yang tidak
kalah dari kabupaten lainnya di Provinsi Jambi. Jam Gento, memiliki
lokasi yang strategis di kawasan Pasar Atas Kota Bangko namun kondisinya
juga mengesankan tidak terawat dengan tidak aktifnya jam tersebut.
Bergeser
ke Kabupaten Sarolangun, di jantung kota ini terbentang jembatan unik
yang biasa disebut Jembatan Beatrix dengan arsitektur Eropa.
Meskipun
juga tidak banyak dikenal dan belum mampu menjadi ikon kenamaan, tapi
cukup memberi arti bagi warga yang tinggal di wilayah sekitar. Disamping
mampu menjadi pendongkrak ekonomi warga, jembatan yang kini tidak lagi
menjadi jalur lalu lintas utama ini masih menjadi pilihan lokasi wisata
di sore hari bagi warga.
Jika kesemua monumen dan bangunan itu
belum mampu diangkat sebagai identitas Jambi, provinsi ini bisa
menampilkan Candi Muaro Jambi sebagai andalan. Sebuah situs Purbakala
Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah kompleks percandian agama
Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang telah dicalonkan ke UNESCO untuk
menjadi Situs Warisan Dunia sejak tahun 2009. Ini merupakan kompleks
candi terbesar yang paling terawat di pulau Sumatera.
Candi yang
diperkirakan berasal dari abad ke-11 M ini kemungkinan besar merupakan
peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Lokasi
percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi,
Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer
arah timur Kota Jambi.
Sedangkan dari segi kuliner Jambi diramaikan oleh pempek, makanan yang sangat identik dengan kota Palembang.
Celakanya,
pempek yang bukan `Jambi¿ ini mampu menutup pesona kuliner khas Jambi
lainnya. Padahal Jambi sebenarnya memiliki kuliner khasnya seperti Kue
Pia Special Aroma Sari dalam berbagai rasa, Lempok Durian (sejenis
dodol), Dodol Pisang, Nenas Selai Goreng dan Rambutan Goreng yang
semuanya dibungkus unik dengan bahan tikar pandan warna-warni, serta
dodol kentang Kerinci.
Atau kalaupun mau sedikit yang lebih
diproduksi masif sebut saja kopi pahit AAA dan teh Kajoe Aro. Untuk kopi
AAA & teh kajoe aro sepertinya secara perlahan mulai dijadikan
alternatif pilihan oleh-oleh untuk mewakili pengalaman pernah
benar-benar berada di Jambi.
Posisi Jambi yang berada di tengah,
diapit oleh dua provinsi yang sudah maju yaitu Sumatera Selatan dan Riau
mengharuskan provinsi ini berlari cepat mengejar ketertinggalan.
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sewaktu melakukan kunjungan kerja ke Jambi
belum lama ini mengamanatkan agar Jambi pandai menjadi mata rantai
barokah bagi dua kota yang mengapitnya.
"Jambi memiliki potensi
besar menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dinamika dan
perkembangan Jambi baik, jadi pintar-pintarlah menjadi mata rantai,"
pesan presiden.
Presiden juga mengibaratkan Jambi bak sandwich,
selapis daging yang dijepit roti tebal. Meski begitu provinsi Jambi
tidak boleh tenggelam oleh pesatnya pembangunan kota-kota di sekitarnya.
Gubernur
Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menyahuti pesan presiden ini dengan
mengemukakan visi Jambi Emas (Ekonomi Maju Adil dan Sejahtera)
2015. "Bagi Jambi yang berada di tengah, hanya ada dua pilihan, terjepit
atau bangkit," ungkap HBA.
Sementara dalam konteks MP3EI Jambi
masuk dalam zona I. Posisi ini lebih menstimulus pemerintah provinsi
Jambi untuk membangun berbagai sarana infrastruktur utamanya jalan raya.
Ini sejalan dengan opsi yang diberikan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Ada
dua pilihan pembangunan terpenting bagi kemajuan ekonomi di Jambi yakni
pengerukan sungai Batanghari atau pembangunan jalan di daerah itu,"
kata Dahlan.
Namun, menurutnya, tidak mungkin kedua pilihan pembangunan itu dilakukan bersamaan karena biayanya sangat tinggi.
"Harus
memilih satu pilihan yang benar-benar bermanfaat bagi pembangunan
ekonomi dan masyarakat di Jambi," ujar menteri saat menghadiri acara
Hari Pers Nasional di Jambi saat itu.
*Penulis adalah Produser Antara TV
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!