Minggu, 05 Februari 2012

Kasus Korupsi, Demokrat Turun Peringkat

VIVAnews - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melaporkan penurunan tingkat popularitas Partai Demokrat dibanding tahun-tahun sebelumnya. LSI mengutarakan, penurunan ini sebagian besar diakibatkan oleh kasus korupsi yang kini tengah menerpa Demokrat.


Menurut survei terbaru LSI, Demokrat kali ini menempati posisi ketiga setelah Golkar dan PDI Perjuangan. Peneliti Senior LSI, Barkah Patimahu, di Jakarta Minggu, 5 Februari 2012, mengatakan popularitas Demokrat berada di angka 13,7 persen atau jauh merosot dari angka pemilihan umum 2009 lalu yang mencapai diatas 20 persen.

Sementara partai Golkar berada di posisi puncak dengan angka 18,9 persen serta PDI-P berada di posisi kedua dengan angka 14,2 persen. PDI-P, kata Barkah, bergerak di angka yang stabil. "Suara Demokrat merosot ke posisi ketiga ini pertama kalinya sejak dulu, sebelumnya turun di posisi kedua sekarang merosot di bawah PDI-P," ujarnya.

Sebelumnya pada awal tahun lalu, jelas Barkah, perolehan suara partai Demokrat berada di posisi teratas dengan 20,5 persen, Golkar di posisi kedua dengan 13,5 persen dan PDI-P di posisi ketiga dengan 12 persen.

Kemudian, pada Juni 2011, survei LSI menunjukkan, suara Golkar naik menjadi 17,9 persen, melampaui Demokrat yang turun menjadi 15,5 persen. PDI-P masih berada di posisi ketiga dengan angka yang stabil, 14,5 persen.

Setelah itu, lanjut Barkah, pada Oktober 2011, perolehan suara Golkar naik tipis menjadi 18,2 persen di posisi puncak sementara Demokrat stabil di angka 16,5 persen serta PDI-P berada di angka 12,5 persen.

"Salah satu faktor yang mempengaruhi (penurunan peringkat Demokrat) adalah kasus wisma atlet. Publik memberikan rapor merah di bawah angka elektoral pada Demokrat karena kasus ini," kata dia.

Survei yang dilakukan LSI pada 21 Januari hingga 2 Februari 2012 ini menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan dengan tatap muka responden secara langsung. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang tersebar di 33 provinsi ditambah focus group discussion (FGD) di tujuh ibukota terbesar provinsi di Indonesia. Margin of error yang ditetapkan adalah plus/minus 2,9 persen.
Sejumlah petinggi Partai Demokrat berkali-kali menegaskan bahwa kasus yang kini menimpa sejumlah elit partai itu merupakan masalah pribadi dan bukan masalah partai.
Anas Urbaningrum dalam banyak kesempatan membantah keras keterlibatannya dalam kasus ini, sebagaimana yang dituduhkan mantan koleganya Muhammad Nazaruddin. (Baca wawancara Anas di sini)


• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!