Hasvia: Saya Sudah Tahu Kasusnya SP3

TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAIPENUH - Hasvia, ketika diminta tanggapannya lewat telepon, juga mengakui hasus yang menyeretnya menjadi tersangka, sudah dihentikan penyidikannya alias SP3. "Saya sudah menyampaikan fakta dan keterangan serta data yang sebenarnya kepada penyidik," sebutnya.

 Saat itu lanjutnya, keadaan sedang serba darurat, DPRD baru terbentuk, SKPD belum berjalan normal. Ditambah lagi belum disahkannya APBD. Sehingga terjadi kekosongan keuangan daerah. "Saya selalu bekerjasama. Kalau memang dipanggil saya siap datang," ujarnya.



 Seperti diberitakan sebelumnya, Hasvia resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Sungaipenuh, April lalu, dengan Surat Perintah Penyidikan dari Pimpinan dengan Nomor PRINT-130/N.5.13/Fd.1/2012 tanggal 8 Maret 2012.

 Berdasarkan temuan BPK-RI tahun 2011, dana sebesar Rp 1 miliar yang semestinya diperuntukkan bagi korban musibah banjir bandang di sekitar Sungai Bungkal, Sungai Batang Merao, diduga dikorupsi dan uangnya mengalir kekantong para mantan pejabat dan pejabat Kota Sungaipenuh.

 Disebut saat itu, ada empat orang pejabat di Pemkot Sungaipenuh yang direkomendasikan oleh BPK, yakni mantan Pj Walikota Sungaipenuh, Hasvia MTP. Lalu mantan Sekda Kota Sungaipenuh, Arpensa, mantan Kadis DPPKA Kota Sungaipenuh, yang kini menjabat Sekda, Candra Purnama, dan Yulizar Hadi.

 Dana itu bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp 200 juta, SMA Negeri 1 Air Hangat sebesar Rp 195 ribu, bantuan dari masyarakat Jawa Barat melalui harian Pikiran Rakyat yang diberikan langsung Herman Muchtar sebesar Rp 100 juta, belanja tak terduga Kota Sungaipenuh Rp 200 juta dan belanja tak terduga Provinsi Jambi sebesar Rp 500 juta.