Jumat, 28 September 2012

Petani Terancam Gagal Panen

KERINCI - Musim kemarau panjang melanda Kabupaten Kerinci mengancam gagal panen sejumlah petani. Bahkan, petani untuk musim tanam ini mengaku pasrah dan hanya berharap modalnya kembali.
“Untuk musim tanam ini, kami tidak bisa berharap banyak. Walaupun padinya tumbuh, namun hasilnya jauh dari harapan karena banyak yang tidak berisi. Kembali modal saja untuk musim tanam sekarang sudah syukur,” ujar Riki, petani asal Kecamatan Batang Merangin kepada Jambi Independent.

Hal yang sama juga dialami petani Desa Pancuran Tiga, Kecamatan Keliling Danau. Petani Desa Ambai Kecamatan Sitinjau Laut. Puluhan hektare lahan sawah milik petani mengalami kekeringan yang parah. Bahkan, kondisi tanah di lahan milik petani warga Ambai sudah retak-retak.
Husni, petani Desa Ambai, Kecamatan Sitinjau Laut mengungkapkan, kini lahan sawah miliknya dan sejumlah petani lain yang lokasi lahan sawahnya terletak di antara Desa Ambai dan Hiang tidak bisa difungsikan karena tidak ada air. “Puluhan hektare lahan sawah kami yang terletak di perbatasan desa sudah kering, tanahnya pun sudah retak-retak,” ungkapnya.   
Menurut dia, kondisi tersebut telah terjadi sejak lama. Pasalnya, petani kehilangan sumber air yang hanya bergantung pada hujan. Kondisi tersebut juga diperparah dengan nonaktifnya saluran drainase kecil yang berada di sisi barat lahan sawah milik petani.
“Sebagian besar lahan sawah kami adalah lahan sawah tadah hujan dan sedikit ditambah dengan air dari drainase kecil yang ada di sudut sawah sebagai sumber air pendukung, tapi sekarang musim kemarau hujan tidak turun drainase pun kering,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kerinci Bambang Karyadi, prihatin dengan kondisi tersebut. Meski demikian dia mengaku belum bisa berbuat banyak dalam mengatasi kondisi tersebut. “Untuk sementara kita belum bisa bergerak, karena kita masih akan melakukan survei lapangan. Namun, kita akan berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan dan membantu petani di Kerinci secara keseluruhan,” tegasnya.
Dampak kemarau panjang juga berimbas pada kebutuhan rumah tangga. Pantauan Jambi Independent, PDAM mulai mengoperasikan kendaraan operasional pengangkut air, guna dibagi-bagikan kepada warga. Sulitnya mendapatkan air bersih, warga dengan menggunakan galon dan ember besar menampung air dari kendaraan operasional. Seperti terlihat pada warga Koto Tinggi, Desa Gedang, Pesisir Bukit dan Kumun Debai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!