Kamis, 08 Maret 2012

Cassiavera Kerinci, Primadona Dunia yang Terabaikan

POTENSI Cassiavera (kulit kayu manis) di Jambi tidak kalah dengan minyak dan gas (migas) dan batu bara. Bahkan, kalau diperhatikan dan dikelola dengan baik, ini bisa menjadi potensi besar untuk mengangkat nama Jambi di dunia. Elizabeth Tjahjadarmawan, penulis buku “Cassiavera dari Kerinci Primadona Dunia” mengatakan, Kerinci merupakan produsen dan eksportir utama (66% kebutuhan Dunia) terhadap kulit kayu manis dari jenis Cinnamomum burmanni yang disebut Cassiavera.

Demikian terkenalnya kerinci sebagai penghasil Cassiavera, lanjutnya, sampai-sampai nama Kerinci menjadi standar produk kayu manis di pasar dunia. Kerinci, kata dia, telah menerima hak paten berupa label K sebagai label produk Cassiavera dalam perdagangan internasional. “Bukan hanya produsen terbesar, kualitas Cassiavera Kerinci juga nomor satu. Jauh mengalahkan Cassiavera Thailand, Vietnam, Sri lanka, India dan China,” ujarnya.
“Ada tiga spesies untuk kayu manis. Terbesar dan terbaik adalah spesies Cinnamomum burmanni dari Kerinci,” imbuhnya.
Pemenang I Pengayaan Pengetahuan Alam tingkat Nasional ini mengatakan, sedikitnya 44 negara menjadi pengimpor Cassiavera Kerinci. Dari Kerinci, Cassiavera dipasok melalui Kota Padang (Sumbar) dan diekspor terutama ke Amerika, Canada dan Jerman. “Negara pengimpor lainnya adalah singapura, Malaysia, Pakistan, Brazil, Yunani, Rusia dan masih banyak lagi yang lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, hampir seluruh daerah di Kabupaten Kerinci merupakan penghasil Cassiavera. Namun, hanya ada lima daerah produksi utama yaitu Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin, Gunung Kerinci, Air Hangat Timur dan Siulak.
Alumnus IPB ini menyayangkan, pengetahuan warga Jambi akan manfaat Cassiavera ini sangat awam. Dari penelitian yang dilakukannya, kebanyakan warga Jambi hanya mengenal Cassiavera untuk bumbu masak, bandrek, dan martabak. Padahal, kata dia, Cassiavera dapat diolah menjadi oleoresin yang harga jualnya bisa mencapai 2.000 kali lipat.
“Kita kan spesialis jual bahan mentah. Jika diolah menjadi oleoresin (minyak hasil olahan kayu manis, red) bisa lebih mahal. Jika jual mentah hanya Rp 5 ribu per kilogram. Jika dijual 1 ons dalam oleoresin bisa mencapai 10 dolar (100 ribu),” katanya.
Selain itu, lanjutnya, tidak banyak yang tahu jika Cassiavera bermanfaat untuk mengobati timbunan lemak di hati, antikanker, antimikroba, asam urat, radang sendi dan mencegah penuaan dini. “Selain bahan mentah untuk makanan dan minuman, produk ini juga bermanfaat untuk obat, industri kosmetik, minuman keras, rokok, roti dan permen serta industri pestisida,” urainya.
“Kita jual bahan mentah dengan harga murah sedangkan orang luar jual bahan olahan dengan harga sangat tinggi. Harusnya, kita bisa melakukan pengolahan sendiri,” imbuhnya.
Diakuinya, Jambi selaku produsen Cassiavera terbesar di dunia baru bisa menjualnya dalam bentuk kulit kering utuh. Dia menyayangkan pemerintah daerah (pemda) belum mampu melakukan pengolahan Cassiavera dalam bentuk serbuk atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin yang nilai jualnya jauh lebih tinggi serta sangat dibutuhkan di berbagai industri.
“Saya kira, perlu kiranya pemda membangun pabrik pengolahan minyak atsiri dan oleoresin yang berasal dari kulit kayu manis ini. Perlunya kebijakan pemerintah sehingga harga Cassiavera lebih meningkat. Apalagi adanya tengkulak yang masih memonopoli dan menentukan harga di tingkat pasar,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!