Dia mengatakan, masalah batu bara dengan masyarakat menjadi fokus utama pembahasan pembuatan jalan khusus. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan jangka pendek, Fachrori mengimbau truk maupun tronton pengangkut batubara tetap mengikuti aturan.
“Aturannya tetap, jalan dilewati sesuai tonase, truk walaupun sesuai tonase sesuai dengan kondisi jalan tapi untuk masuk kota (Jambi) tidak ada cerita,” katanya. Artinya, truk batu bara tetap melewati Jalan Lingkar Selatan melalui Simpang Rimbo sampai belakang bandara. Ini menurutnya terkait kepentingan dan keberpihakan kepada masyarakat umum yang merupakan tugas pemerintah.
Sedangkan untuk perbaikan Jalan
Lingkar Selatan, berdasarkan data Dinas PU, diakui Fachrori, akan
diperbaiki dengan menggunakan kucuran dana dari Bank Dunia, sebesar Rp
74 miliar.
Dalam kesempatan itu, Fachrori juga
menyampaikan kekecewaannya. Ini karena konsorsium dari pusat tidak hadir
dengan alasan pesawat delay, dalam diskusi untuk mencari solusi untuk
masalah batu bara di Jambi. Padahal, kata Fachrori, mereka bertanggung
jawab dalam permasalahan batu bara. “Sebenarnya ini kan undangan resmi.
Saya saja menunda keberangkatan saya ke Jakarta karena harus
menggantikan gubernur,” katanya dengan nada kecewa.
Dia
mengatakan, pengusaha harus mengikuti tonase yang telah ditetapkan, dan
tidak menggunakan sistem ekonomi kapitalis. “Kita selama ini setiap
pertemuan hanya kacung-kacung (bawahan)-nya yang hadir. Dan saya yakin
mereka masih punya hati. Mari kita selesaikan bersama permasalahan ini,”
katanya.
Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen
Pol Anang Iskandar yang juga hadir dalam diskusi itu berharap, agar
merencanakan jalan yang benar-benar berkualitas. Sementara itu,
kerusakan Jalan Lingkar Barat memakan korban. Kemarin, satu unit truk
batu bara dengan nomor polisi BG 9113 T terbalik. Akibatnya, lalu lintas
terganggu dan menyebabkan kemacetan.
Selain
itu, dikatakannya, kendaraan harus antre satu per satu. Batu bara yang
diangkut tumpah di tepi jalan. Truk itu langsung akan ditarik oleh truk
lain. “Kalau di sini sudah terbiasa truk batubara terbalik, hampir
setiap hari. Setidaknya dalam seminggu ada lima sampai enam truk yang
terbalik,” kata Yadi, tukang ojek yang biasa mangkal di Simpang Jalan
Abadi, Kenali Besar.
Truk-truk batu bara itu,
diakuinya, rata-rata terbalik akibat melewati jalan yang berlubang.
Selama ini, untuk penanganan sementara lubang-lubang itu hanya ditutup
tanah bercampur batu yang tidak mampu bertahan lama.
Pantauan
Jambi Independent, di beberapa titik ruas jalan terlihat banyak lubang.
Lubang itu tersebar mulai dari kawasan Simpang Rimbo hingga Pal X Kota
Baru. Jalan yang berlubang dan sebelumnya sempat ditutup terlihat
kembali rusak. Truk-truk dan kendaraan lainnya yang melewati jalan itu
terpaksa berhati-hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!