KERINCI– Komisaris Utama
PT Bukaka Grup, Ahmad Kalla, mengaku siap menginvestasikan dana sebesar
Rp 9 triliun, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di
Kabupaten Kerinci.
Hal tersebut disampaikannya, saat ditemui sejumlah wartawan, di sela-sela kunjungannya di kediaman dinas Bupati Kerinci, Senin (24/9).
Ia mengatakan, rencana awal pihaknya akan membangun pembangkit listrik dengan kekuatan 170 mega watt, yang akan menyuplai tenaga listrik selama 24 jam penuh. Untuk membangun pembangkit listrik tersebut, akan menghabiskan dana sebesar Rp 5 triliun.
Namun belakangan, ternyata PLN menginginkan tenaga yang dihasilkan jauh lebih besar, yakni mencapai 350 mega watt, yang hanya hidup disaat malam saja, sedangkan saat siang listrik dimatikan.
Kebutuhan dana juga akan lebih besar dibandingkan dengan rencana awal, yakni mencapai Rp 9 triliun, karena mesin, terowongan, dan peralatan lainnya, juga harus lebih besar dibandingkan dengan yang sudah disiapkan sekarang,” ujarnya.
Ahmad Kalla mengaku siap menginvestasikan dana besar tersebut, dengan catatan sudah ada kejelasan kontrak dengan PLN. Kalau kita sih tidak jadi masalah, yang penting kontraknya harus jelas. Nanti kalau saya bangun pembangkit listrik terus tidak ada yang beli, saya mau pergunakan untuk apa. Hanya untuk bakar sate saja,” katanya.
Ditanya apakah energi yang ada di Danau Kerinci cukup untuk menghasilkan listrik sebesar 350 mega watt? Ahmad Kalla mengaku potensi itu ada, hanya saja untuk mengatur hidup dan matinya produksi listrik, harus dengan cara mengatur aliran air Danau Kerinci.
”Nanti air danau akan kita atur. Kalau siang aliran airnya akan kita tutup, sehingga debit air danau meningkat, dan baru dilepaskan saat malam hari, sehingga produksi energi listrik sebesar 350 mega watt bisa terpenuhi,” jelasnya.
Ahmad Kalla mengimbau masyarakat untuk tidak panik, karena dampaknya tidak terlalu besar. ”Tenang saja, nanti bisa kita atur. Di daerah lain sudah lama menggunakan sistem seperti ini,” katanya.
Hanya saja, jika pembangkit listrik yang dibangun di kawasan Muara Emat diperbesar lagi, maka perkiraan selesainya juga akan lebih lama. ”Kalau mau pembangkitnya menghasilkan energi listrik sebesar 350 mega, pengerjaannya menghabiskan waktu selama lima tahun,” kata Ahmad Kalla.
Kendatipun sampai saat ini belum ada kontrak dengan PLN, adik kandung mantan presiden RI Jusuf Kalla tersebut, mengaku tetap terus mengerjakan pembangkit listrik tersebut. ”Dua bulan lagi akan datang mesin pengebor otomatis, sehingga pembangunan trowongan bisa lebih cepat,” pungkasnya.
Bupati Kerinci, H Murasman, mengatakan beberapa tahun yang akan datang, Kabupaten Kerinci memiliki potensi besar.
Di Kerinci ada dua mega proyek pembangkit listrik, yakni pembangunan PLTA di Muara Emat, dan pembangkit listrik geothermal di Gunung Raya. Dua pembangkit listrik tersebut memiliki potensi yang sangat besar,” ujar Murasman.
Ia mengaku, kebutuhan listrik di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, hanya sebesar 17 mega watt. Itupun dua mega watt tidak terpakai dan hanya dijadikan cadangan. Ini merupakan keuntungan yang besar bagi Kerinci,” terangnya.
Jika rencana tersebut berjalan lancar, maka Kabupaten Kerinci akan menjadi Kabupaten dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Provinsi Jambi. Kontribusinya jelas ada untuk daerah, dan tentunya akan sangat besar sekali,” jelasnya. (eja)
Hal tersebut disampaikannya, saat ditemui sejumlah wartawan, di sela-sela kunjungannya di kediaman dinas Bupati Kerinci, Senin (24/9).
Ia mengatakan, rencana awal pihaknya akan membangun pembangkit listrik dengan kekuatan 170 mega watt, yang akan menyuplai tenaga listrik selama 24 jam penuh. Untuk membangun pembangkit listrik tersebut, akan menghabiskan dana sebesar Rp 5 triliun.
Namun belakangan, ternyata PLN menginginkan tenaga yang dihasilkan jauh lebih besar, yakni mencapai 350 mega watt, yang hanya hidup disaat malam saja, sedangkan saat siang listrik dimatikan.
Kebutuhan dana juga akan lebih besar dibandingkan dengan rencana awal, yakni mencapai Rp 9 triliun, karena mesin, terowongan, dan peralatan lainnya, juga harus lebih besar dibandingkan dengan yang sudah disiapkan sekarang,” ujarnya.
Ahmad Kalla mengaku siap menginvestasikan dana besar tersebut, dengan catatan sudah ada kejelasan kontrak dengan PLN. Kalau kita sih tidak jadi masalah, yang penting kontraknya harus jelas. Nanti kalau saya bangun pembangkit listrik terus tidak ada yang beli, saya mau pergunakan untuk apa. Hanya untuk bakar sate saja,” katanya.
Ditanya apakah energi yang ada di Danau Kerinci cukup untuk menghasilkan listrik sebesar 350 mega watt? Ahmad Kalla mengaku potensi itu ada, hanya saja untuk mengatur hidup dan matinya produksi listrik, harus dengan cara mengatur aliran air Danau Kerinci.
”Nanti air danau akan kita atur. Kalau siang aliran airnya akan kita tutup, sehingga debit air danau meningkat, dan baru dilepaskan saat malam hari, sehingga produksi energi listrik sebesar 350 mega watt bisa terpenuhi,” jelasnya.
Ahmad Kalla mengimbau masyarakat untuk tidak panik, karena dampaknya tidak terlalu besar. ”Tenang saja, nanti bisa kita atur. Di daerah lain sudah lama menggunakan sistem seperti ini,” katanya.
Hanya saja, jika pembangkit listrik yang dibangun di kawasan Muara Emat diperbesar lagi, maka perkiraan selesainya juga akan lebih lama. ”Kalau mau pembangkitnya menghasilkan energi listrik sebesar 350 mega, pengerjaannya menghabiskan waktu selama lima tahun,” kata Ahmad Kalla.
Kendatipun sampai saat ini belum ada kontrak dengan PLN, adik kandung mantan presiden RI Jusuf Kalla tersebut, mengaku tetap terus mengerjakan pembangkit listrik tersebut. ”Dua bulan lagi akan datang mesin pengebor otomatis, sehingga pembangunan trowongan bisa lebih cepat,” pungkasnya.
Bupati Kerinci, H Murasman, mengatakan beberapa tahun yang akan datang, Kabupaten Kerinci memiliki potensi besar.
Di Kerinci ada dua mega proyek pembangkit listrik, yakni pembangunan PLTA di Muara Emat, dan pembangkit listrik geothermal di Gunung Raya. Dua pembangkit listrik tersebut memiliki potensi yang sangat besar,” ujar Murasman.
Ia mengaku, kebutuhan listrik di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, hanya sebesar 17 mega watt. Itupun dua mega watt tidak terpakai dan hanya dijadikan cadangan. Ini merupakan keuntungan yang besar bagi Kerinci,” terangnya.
Jika rencana tersebut berjalan lancar, maka Kabupaten Kerinci akan menjadi Kabupaten dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Provinsi Jambi. Kontribusinya jelas ada untuk daerah, dan tentunya akan sangat besar sekali,” jelasnya. (eja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!