JAMBI - Aksara kuno asal
Kerinci, Incung Kerinci, bakal masuk sebagai muatan lokal bagi siswa
sekolah dasar hingga menengah atas di Kota Sungai Penuh, Jambi.
Penerapan muatan lokal ini untuk membangkitkan kembali khasanah budaya
setempat yang saat ini hampir punah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh Syahrial Thaib mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan tenaga pengajar untuk menguasai aksara kuno tersebut.
"Baru tersedia 5 tenaga pengajar yang benar-benar menguasai Incung Kerinci, padahal kami butuh setidaknya 40 orang," ujar Syahrial, di Jambi, Rabu (26/9/2012).
Incung Kerinci selanjutnya akan masuk ke dalam kurikulum pendidikan daerah tersebut sebagai muatan lokal. Selain mempersiapkan tenaga pengajar, pihaknya juga tengah membuat buku cetak aksara.
"Jika semuanya sudah benar-benar siap, mulok Incung Kerinci akan dimulai tahun ajaran 2013," tambahnya.
Menurut Syahrial, selama ini banyak peneliti asing datang ke wilayah Sungai Penuh dan Kerinci untuk mempelajari Incung Kerinci. Sayangnya, hanya sedikit warga lokal yang mampu menerjemahkan aksara tersebut.
Incung Kerinci bahkan nyaris dilupakan. Hanya orang-orang tua yang jumlahnya tidak sampai 10 orang yang masih bisa membaca aksara incung. Padahal, wilayah ini memiliki begitu banyak peninggalan bersejarah berupa tulisan-tulisan Incung Kerinci dalam daun-daun tua, serat kayu, maupun bebatuan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh Syahrial Thaib mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan tenaga pengajar untuk menguasai aksara kuno tersebut.
"Baru tersedia 5 tenaga pengajar yang benar-benar menguasai Incung Kerinci, padahal kami butuh setidaknya 40 orang," ujar Syahrial, di Jambi, Rabu (26/9/2012).
Incung Kerinci selanjutnya akan masuk ke dalam kurikulum pendidikan daerah tersebut sebagai muatan lokal. Selain mempersiapkan tenaga pengajar, pihaknya juga tengah membuat buku cetak aksara.
"Jika semuanya sudah benar-benar siap, mulok Incung Kerinci akan dimulai tahun ajaran 2013," tambahnya.
Menurut Syahrial, selama ini banyak peneliti asing datang ke wilayah Sungai Penuh dan Kerinci untuk mempelajari Incung Kerinci. Sayangnya, hanya sedikit warga lokal yang mampu menerjemahkan aksara tersebut.
Incung Kerinci bahkan nyaris dilupakan. Hanya orang-orang tua yang jumlahnya tidak sampai 10 orang yang masih bisa membaca aksara incung. Padahal, wilayah ini memiliki begitu banyak peninggalan bersejarah berupa tulisan-tulisan Incung Kerinci dalam daun-daun tua, serat kayu, maupun bebatuan.
Editor : deddy
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!