Jumat, 28 September 2012

Mesjid Raya Sungaipenuh Tempat Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Kerinci

 
TRIBUNJAMBI.COM - TEPAT 17 Agustus 1945, bertepatan dengan 17 Ramadhan 1368, Jumat pukul 10.00 WIB, Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Kabar tersebut menyebar dengan cepat ke semua pelosok indonesia.
 
Namun kabar telah diproklamirkannya kemerdekaan RI yang pertama kali tersebut, terlambat sampai di Kabupaten Kerinci, karena letak geografisnya yang sulit dijangkau dari daerah manapun, termasuk dari jambi dan padang.
Kabar tersebut baru sampai di Kabupaten Kerinci sekitar tanggal 20 Agustus 1945, melalui selebaran-selebaran yang ditandatangani oleh Moh. Syafei, yang dibawa oleh para pedagang dari padang, yang datang untuk berjualan di Kabupaten Kerinci.
 
Berita kemerdekaan RI tersebut banyak diragukan, terutama sekali bagi pegawai-pegawai yang sudah meresa senang dengan pemerintahan jepang. Namun untungnya mereka cepat menyadari, bahwa kemerdekaan tersebut untuk mereka sendiri.
 
Menurut sejawaran kerinci, Iskandar Zakaria, pada saat tersebut banyak berdiri organisasi kepemudaan dan pemudi di Kabupaten Kerinci, yang bertujuan untuk menyokong kemerdekaan RI, serta membantu pemerintah untuk melakukan penerangan kepada masyarakat.
 
“Diantara organisasi besar yang berdisi saat itu, yakni Hizbullah yang dipimpin oleh Pakih Salah dan H Imran, Hulubalang Indonesia (HBI), Lembaga Kaum Muslimin Indonesia (Lemki), dan Sabil Muslimat,” ujar Iskandar Zakaria.
 
Awal September 1945 lanjutnya, datanglah dua orang pemuda dari pulau jawa, salah satu diantaranya Sadikin (Ali Sadikin, tahun 1971 menjabat Dirjen pertanian RI), melalui Muara Labuh, Kayu Aro. Kedua pemuda tersebut membawa teks proklamasi RI, sekaligus memberitahukan bahawa RI benar-benar sudah merdeka.
 
“Setelah kedua utusan tersebut datang, masyarakat kerinci tidak lagi ragu atas kemerdekaan tersebut, dan tepat pada hari Jumat 7 September 1945, pemuda kerinci yang dipimpin oleh A Rahman Dayah, langsung mengibarkan bendera merah putih di mesjid raya,” jelasnya.
 
Sehari setelah bendera merah putih di kibarkan, yakni 8 September 1945, Mayjend A Thalib dan H Adnan Tahib, meminta dua buah senjata dari jepang yang masih bercokol di kerinci, sebagai tanda penyerahan kekuasaan jepang di kerinci.
 
“Jepang menolak permintaan tersebut. pihak jepang menyerahkan the kayu aro kepada masyarakat kerinci, dan menolak menyerahkan senjata. Hal tersebut tentunya membuat geram pemuda kerinci,” terangnya.
Sejumlah pemuda mengambil inisiatif merampas senjata dari tentara jepang yang melintas di pasar sungaipenuh. Perampasan tersebut dipimpin oleh pemuda Pane. Tembak menembakpun terjadi, sehingga seorang pemuda bernama Gedang Mati tewas terkena peluru jepang.
 
“Perlawanan akhirnya terjadi disemua wilayah kerinci, untuk mengusir para penjajah jepang tersebut. sehingga pada hari Senin 10 September 1945, jepang akhirnya meninggalkan kerinci tanpa ada upacara resmi,” pungkasnya.
 
Untuk mengenang peristiwa tersebut, di mesjid raya sungaipenuh didirikanlah tugu merah putih, untuk mengenang hari bersejarah, yakni berkibarnya merah putih di Kabupaten Kerinci. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!