TRIBUNJAMBI.COM - TEPAT 17
Agustus 1945, bertepatan dengan 17 Ramadhan 1368, Jumat pukul 10.00 WIB,
Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Kabar
tersebut menyebar dengan cepat ke semua pelosok indonesia.
Namun
kabar telah diproklamirkannya kemerdekaan RI yang pertama kali
tersebut, terlambat sampai di Kabupaten Kerinci, karena letak
geografisnya yang sulit dijangkau dari daerah manapun, termasuk dari
jambi dan padang.
Kabar tersebut baru sampai di
Kabupaten Kerinci sekitar tanggal 20 Agustus 1945, melalui
selebaran-selebaran yang ditandatangani oleh Moh. Syafei, yang dibawa
oleh para pedagang dari padang, yang datang untuk berjualan di Kabupaten
Kerinci.
Berita kemerdekaan RI tersebut banyak
diragukan, terutama sekali bagi pegawai-pegawai yang sudah meresa senang
dengan pemerintahan jepang. Namun untungnya mereka cepat menyadari,
bahwa kemerdekaan tersebut untuk mereka sendiri.
Menurut
sejawaran kerinci, Iskandar Zakaria, pada saat tersebut banyak berdiri
organisasi kepemudaan dan pemudi di Kabupaten Kerinci, yang bertujuan
untuk menyokong kemerdekaan RI, serta membantu pemerintah untuk
melakukan penerangan kepada masyarakat.
“Diantara
organisasi besar yang berdisi saat itu, yakni Hizbullah yang dipimpin
oleh Pakih Salah dan H Imran, Hulubalang Indonesia (HBI), Lembaga Kaum
Muslimin Indonesia (Lemki), dan Sabil Muslimat,” ujar Iskandar Zakaria.
Awal
September 1945 lanjutnya, datanglah dua orang pemuda dari pulau jawa,
salah satu diantaranya Sadikin (Ali Sadikin, tahun 1971 menjabat Dirjen
pertanian RI), melalui Muara Labuh, Kayu Aro. Kedua pemuda tersebut
membawa teks proklamasi RI, sekaligus memberitahukan bahawa RI
benar-benar sudah merdeka.
“Setelah kedua utusan
tersebut datang, masyarakat kerinci tidak lagi ragu atas kemerdekaan
tersebut, dan tepat pada hari Jumat 7 September 1945, pemuda kerinci
yang dipimpin oleh A Rahman Dayah, langsung mengibarkan bendera merah
putih di mesjid raya,” jelasnya.
Sehari setelah
bendera merah putih di kibarkan, yakni 8 September 1945, Mayjend A
Thalib dan H Adnan Tahib, meminta dua buah senjata dari jepang yang
masih bercokol di kerinci, sebagai tanda penyerahan kekuasaan jepang di
kerinci.
“Jepang menolak permintaan tersebut.
pihak jepang menyerahkan the kayu aro kepada masyarakat kerinci, dan
menolak menyerahkan senjata. Hal tersebut tentunya membuat geram pemuda
kerinci,” terangnya.
Sejumlah pemuda mengambil inisiatif
merampas senjata dari tentara jepang yang melintas di pasar sungaipenuh.
Perampasan tersebut dipimpin oleh pemuda Pane. Tembak menembakpun
terjadi, sehingga seorang pemuda bernama Gedang Mati tewas terkena
peluru jepang.
“Perlawanan akhirnya terjadi
disemua wilayah kerinci, untuk mengusir para penjajah jepang tersebut.
sehingga pada hari Senin 10 September 1945, jepang akhirnya meninggalkan
kerinci tanpa ada upacara resmi,” pungkasnya.
Untuk
mengenang peristiwa tersebut, di mesjid raya sungaipenuh didirikanlah
tugu merah putih, untuk mengenang hari bersejarah, yakni berkibarnya
merah putih di Kabupaten Kerinci. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!