SUNGA IPENUH - Kinerja pihak Kejaksaan Negeri Sungaipenuh dinilai
mahasiswa sangat lamban. Hal itu diutarakan puluhan mahasiswa dari
Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Cabang Kerinci, saat mendatangi
kantor tersebut, Rabu (17/10 sekitar pukul 11.00.
Mereka mendatangi Kejari Sungaipenuh untuk mendesak segera menangkap terpidana kasus korupsi tunjangan kesejahteraan anggota DPRD Kerinci 2003, yakni Nasrul Madin dan Syamsu Arifin.
Mahasiswa juga membawa sejumlah spanduk dan poster, yang berisikan kecaman terhadap kejaksaan, yang dinilai lamban dalam menangani kasus korupsi di Kerinci dan Sungaipenuh.
Di kejaksaan, mahasiswa yang dikawal ketat puluhan petugas kepolisian, berseragam lengkap maupun berpakaian preman, langsung menduduki halaman kejaksaan. Di kantor ini mereka menggelar orasi menyampaikan aspirasi mereka.
"Ya, kami mendesak keras agar kedua terpidana tersebut segera ditangkap. Siapa yang melakukan korupsi, selain akan berhadapan dengan penegak hukum juga berhadapan dengan rakyat," ujar seorang mahasiswa.
Suasana sempat memanas, karena petugas kejaksaan tidak kunjung keluar menemui mahasiswa. "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini, sebelum kajari keluar menemui kami," kata para mahasiswa.
Setelah menunggu lama, akhirnya petugas kejaksaan keluar menemui mahasiswa. "Sekarang pejabat di kejaksaan sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang dinas ke luar daerah," kata seorang petugas Kejari Sungaipenuh, Asmardi.
Ia akan menyampaikan semua aspirasi mahasiswa, jika Kajari ada di Sungaipenuh. "Kumpulkan dulu aspirasinya apa-apa saja, nanti akan kita sampaikan ke kajari," ujarnya.
Apa yang dilontarkan Asmardi ditolak mahasiswa. Mereka menginginkan Asmardi menghubungi kajari via telepon dihadapan mahasiswa. "Tidak bisa seperti itu, kami sudah sering ditipu. Kejaksaan ini seperti perempuan saja," jawab mahasiswa. Petugas kejaksaan tetap menolak permintaan itu.
Beberapa menit setelah dialog tersebut, petugas kembali ke ruang kerjanya, sedangkan mahasiswa langsung membubarkan diri.
Ketua HMI Kerinci, Irwandi, usai melaksanakan aksi mengaku akan kembali mendatangi kejaksaan Senin nanti. Ia akan membahas lagi rencana tersebut dengan rekan-rekannya di HMI. "Kita lihat saja nanti, yang jelas kami akan bicarakan lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolres Kerinci, AKBP Ismail, dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih berupaya mencari keberadaan kedua mantan pimpinan DPRD Kerinci tersebut.
"Ya, kita masih melakukan upaya lidik, untuk mengetahui keberadaan mereka," ujarnya menjawab pertanyaan Tribun kapan eksekusi dengan cara melakukan penjemputan paksa terhadap terpidana kasus korupsi itu dilakukan.
Ismail mengatakan, akan membantu sepenuhnya jaksa untuk melakukan eksekusi terhadap kedua terpidana. "Kasus ini kan sudah ada keputusan hukum yang tetap, sehingga terpidananya harus segera di eksekusi," katanya.
Mereka mendatangi Kejari Sungaipenuh untuk mendesak segera menangkap terpidana kasus korupsi tunjangan kesejahteraan anggota DPRD Kerinci 2003, yakni Nasrul Madin dan Syamsu Arifin.
Mahasiswa juga membawa sejumlah spanduk dan poster, yang berisikan kecaman terhadap kejaksaan, yang dinilai lamban dalam menangani kasus korupsi di Kerinci dan Sungaipenuh.
Di kejaksaan, mahasiswa yang dikawal ketat puluhan petugas kepolisian, berseragam lengkap maupun berpakaian preman, langsung menduduki halaman kejaksaan. Di kantor ini mereka menggelar orasi menyampaikan aspirasi mereka.
"Ya, kami mendesak keras agar kedua terpidana tersebut segera ditangkap. Siapa yang melakukan korupsi, selain akan berhadapan dengan penegak hukum juga berhadapan dengan rakyat," ujar seorang mahasiswa.
Suasana sempat memanas, karena petugas kejaksaan tidak kunjung keluar menemui mahasiswa. "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini, sebelum kajari keluar menemui kami," kata para mahasiswa.
Setelah menunggu lama, akhirnya petugas kejaksaan keluar menemui mahasiswa. "Sekarang pejabat di kejaksaan sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang dinas ke luar daerah," kata seorang petugas Kejari Sungaipenuh, Asmardi.
Ia akan menyampaikan semua aspirasi mahasiswa, jika Kajari ada di Sungaipenuh. "Kumpulkan dulu aspirasinya apa-apa saja, nanti akan kita sampaikan ke kajari," ujarnya.
Apa yang dilontarkan Asmardi ditolak mahasiswa. Mereka menginginkan Asmardi menghubungi kajari via telepon dihadapan mahasiswa. "Tidak bisa seperti itu, kami sudah sering ditipu. Kejaksaan ini seperti perempuan saja," jawab mahasiswa. Petugas kejaksaan tetap menolak permintaan itu.
Beberapa menit setelah dialog tersebut, petugas kembali ke ruang kerjanya, sedangkan mahasiswa langsung membubarkan diri.
Ketua HMI Kerinci, Irwandi, usai melaksanakan aksi mengaku akan kembali mendatangi kejaksaan Senin nanti. Ia akan membahas lagi rencana tersebut dengan rekan-rekannya di HMI. "Kita lihat saja nanti, yang jelas kami akan bicarakan lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolres Kerinci, AKBP Ismail, dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih berupaya mencari keberadaan kedua mantan pimpinan DPRD Kerinci tersebut.
"Ya, kita masih melakukan upaya lidik, untuk mengetahui keberadaan mereka," ujarnya menjawab pertanyaan Tribun kapan eksekusi dengan cara melakukan penjemputan paksa terhadap terpidana kasus korupsi itu dilakukan.
Ismail mengatakan, akan membantu sepenuhnya jaksa untuk melakukan eksekusi terhadap kedua terpidana. "Kasus ini kan sudah ada keputusan hukum yang tetap, sehingga terpidananya harus segera di eksekusi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!