SUNGAIPENUH - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sejak beberapa hari belakangan sulit didapatkan di Sungaipenuh dan Kerinci.
Informasi yang didapat oleh harian ini kemarin, langkanya BBM jenis solar ini karena telah diborong habis oleh para kontraktor untuk kepentingan pengerjaan proyek mereka di Kerinci dan Sungaipenuh.
“Tidak seperti biasanya, selama beberapa hari ini, BBM jenis solar cepat habis, biasanya stock solar selalu
ada di SPBU kita, namun sekarang jam 10 pagi solar sudah habis,” ujar salah satu petugas SPBU di Koto Lebu yang enggan namanya disebutkan.
Menurutnya, penyebab langkanya solar ini, karena banyaknya truck proyek yang membeli BBM jenis solar dengan jumlah yang besar, serta banyaknya pembeli yang menggunakan derigen, yang disinyalir kuat juga untuk kepentingan proyek.
“Karena langkanya BBM solar ini, pengisian dalam bentuk derigen juga meningkat, sebab para pembeli berderigen akan kembali menjual kepada para sopir truck dengan harga yang tinggi,” tegasnya.
Kepala SPBU Koto Lebu, Zulpardi, dikonfirmasi oleh harian ini kemarin, membenarkan kelangkaan BBM jenis solar di Kerinci dan Sungaipenuh saat ini. Menurutnya, kelangkaan ini baru terjadi selama 1 pekan terakhir.
“Iya, biasanya solar selalu bertahan hingga mobil tangki berikutnya masuk, namun beberapa hari ini, jam 10 pagi sudah habis. Truck sangat ramai membeli solar beberapa hari ini,”ujarnya.
Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah kelangkaan BBM ini disebabkan oleh truck proyek. “Kita tidak bisa berbuat banyak untuk membatasi truck proyek, karena kita tidak tahu yang mana truck proyek dan yang tidak,”katanya lagi.
Sebagai solusi, kata Zulpardi, pasokan BBM Jenis Solar ini harus ditambah, agar kelangkaan bisa diatasi. “Iya, solusinya pasokan harus ditambah satu tangki, kita akan koordinasikan dengan pihak Pertamina Padang, Sumbar, untuk menambah 1 tangki lagi,”tukasnya.
Sementara itu, salah satu penjual BBM solar eceran, ditemui harian ini kemarin membenarkan kelangkaan ini. Ia mengaku, terpaksa beralih dari pengecer BBM Premium ke pengecer solar, untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
“Premium saat ini lancar, solar yang susah didapatkan, makanya kita beralih jadi pengecer solar, untuk 1 jerigen solar kami bisa dapatkan keuntungan dari Rp 20 Ribu hingga 25 Ribu, dan penjualannya bisa mencapai 10 hingga 15 derigen perhari. Harga 1 jerigen di SPBU Rp 148 Ribu, kita jual Rp 165 sampai 185 Ribu,” tandasnya.
Informasi yang didapat oleh harian ini kemarin, langkanya BBM jenis solar ini karena telah diborong habis oleh para kontraktor untuk kepentingan pengerjaan proyek mereka di Kerinci dan Sungaipenuh.
“Tidak seperti biasanya, selama beberapa hari ini, BBM jenis solar cepat habis, biasanya stock solar selalu
ada di SPBU kita, namun sekarang jam 10 pagi solar sudah habis,” ujar salah satu petugas SPBU di Koto Lebu yang enggan namanya disebutkan.
Menurutnya, penyebab langkanya solar ini, karena banyaknya truck proyek yang membeli BBM jenis solar dengan jumlah yang besar, serta banyaknya pembeli yang menggunakan derigen, yang disinyalir kuat juga untuk kepentingan proyek.
“Karena langkanya BBM solar ini, pengisian dalam bentuk derigen juga meningkat, sebab para pembeli berderigen akan kembali menjual kepada para sopir truck dengan harga yang tinggi,” tegasnya.
Kepala SPBU Koto Lebu, Zulpardi, dikonfirmasi oleh harian ini kemarin, membenarkan kelangkaan BBM jenis solar di Kerinci dan Sungaipenuh saat ini. Menurutnya, kelangkaan ini baru terjadi selama 1 pekan terakhir.
“Iya, biasanya solar selalu bertahan hingga mobil tangki berikutnya masuk, namun beberapa hari ini, jam 10 pagi sudah habis. Truck sangat ramai membeli solar beberapa hari ini,”ujarnya.
Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah kelangkaan BBM ini disebabkan oleh truck proyek. “Kita tidak bisa berbuat banyak untuk membatasi truck proyek, karena kita tidak tahu yang mana truck proyek dan yang tidak,”katanya lagi.
Sebagai solusi, kata Zulpardi, pasokan BBM Jenis Solar ini harus ditambah, agar kelangkaan bisa diatasi. “Iya, solusinya pasokan harus ditambah satu tangki, kita akan koordinasikan dengan pihak Pertamina Padang, Sumbar, untuk menambah 1 tangki lagi,”tukasnya.
Sementara itu, salah satu penjual BBM solar eceran, ditemui harian ini kemarin membenarkan kelangkaan ini. Ia mengaku, terpaksa beralih dari pengecer BBM Premium ke pengecer solar, untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
“Premium saat ini lancar, solar yang susah didapatkan, makanya kita beralih jadi pengecer solar, untuk 1 jerigen solar kami bisa dapatkan keuntungan dari Rp 20 Ribu hingga 25 Ribu, dan penjualannya bisa mencapai 10 hingga 15 derigen perhari. Harga 1 jerigen di SPBU Rp 148 Ribu, kita jual Rp 165 sampai 185 Ribu,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Mau Berkunjung Datang di Blog Berita Bagi Kita Semua, Siapapun Anda Boleh Menulis, Berkomentar, Mengirimkan Berita, Membuat Artikel ataupun Menceritakan tentang Hobby Masing-Masing, Kami Tidak bertanggung Jawab Dengan Akibat Yang ditimbulkan Konten Berita dan Artikel di Blog Ini, Pikir itu Pelita Hati,Jadi PIKIRKANLAH!!!, Komentar Yang Meniggalkan Links PORNO Akan Dihapus!!!